Kita semua pernah merasakannya: perasaan ingin didengarkan, diakui, dan diperhatikan. Ketika kita mengeluh, berbagi cerita, atau bahkan melakukan hal-hal yang mungkin dianggap “meresahkan” oleh orang lain, kita berharap ada yang peduli. Namun, terkadang kita lupa bahwa di luar sana, dunia terus berputar tanpa peduli dengan drama kecil kita.
Bayangkanlah:
- Ketika kamu mengeluh dan ingin storymu diperhatikan ratusan orang: Apakah dunia berhenti berputar? Apakah langit runtuh? Tidak. Itu hanya sebuah momen kecil dalam perjalanan panjang kehidupan.
- Ketika kamu mengakhiri hidup dengan bunuh diri:
Kamu mungkin berpikir bahwa dengan mengakhiri hidupmu, orang-orang akan menyesal atau kamu akan mendapatkan perhatian yang kamu inginkan. Tapi percayalah, tidak ada yang akan berubah. Bumi akan tetap berputar, PNS akan tetap bekerja dari Senin sampai Sabtu, pertandingan Liga Inggris akan tetap berlangsung, dan kiamat tidak akan langsung terjadi karena ulah nekatmu itu. Jangan berharap dunia akan menyesali kepergianmu. - Ketika kamu spill knalpot brong keliling kampung: Mungkin mengganggu, mungkin membuat orang lain jengkel, kamu ingin jadi perhatian? Yang ada hanya sumpah serapah dari para tetanggamu
- Ketika kamu mematikan centang biru dan tanpa foto profil WA dan 0 postingan IG dengan akun private: Sebuah pilihan pribadi yang tidak akan mengubah jalannya dunia.
- Ketika kamu berulang tahun hari ini: Sebuah hari istimewa, tetapi bagi bumi, hanya sebuah hari biasa.
Semua peristiwa ini, baik besar maupun kecil, hanyalah bagian kecil dari siklus kehidupan di bumi. Kita, sebagai manusia, memiliki kecenderungan untuk merasa bahwa kita adalah pusat dari segala sesuatu. Padahal, kita hanyalah bagian kecil dari alam semesta yang luas.
Maka, marilah kita belajar untuk “merendahkan diri”. Kehidupan ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan mengejar pengakuan dan perhatian orang lain. Berjuanglah untuk berkembang, makmurkan kehidupan duniawimu, dan tinggalkan jejak positif di bumi ini.
Ingat, bumi tetap berputar, tidak peduli apa yang kita lakukan.
Penulis: Samson Thohari
