Pengukuhan dan Pengajian Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pucanganom

PDMTUBAN.COM- Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Pucanganom resmi dikukuhkan dalam acara yang digelar di Masjid Arrohmah, Desa Pucangan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jumat (24/1). Acara tersebut diisi dengan pengajian umum dan dihadiri oleh ratusan warga serta sejumlah pimpinan Muhammadiyah setempat.

Sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Palang, Arifyanto, membacakan Surat Keputusan (SK) pengukuhan PRM Pucanganom, sementara Ketua PCM Palang, Abdullah Asad, memimpin pembacaan ikrar pengurus baru. Zumali terpilih sebagai Ketua PRM Pucanganom, yang menjadi ranting ke-16 di bawah PCM Palang.

Dalam sambutannya, Abdullah Asad menyampaikan selamat sekaligus doa agar pimpinan terpilih PRM Pucanganom mampu menjadi pelayan masyarakat, menguatkan dakwah amar makruf nahi mungkar, serta memajukan rantingnya.

“Kehadiran PRM ini diharapkan menjadi wadah penggerak kemajuan umat dan agama,” ujarnya.

Acara ini turut dihadiri oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tuban, Masrukin, Wakil Ketua PDM Tuban Koordinator Bidang Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR), Irsyad Ridho, Wakil Ketua PDM Tuban, Ahmad Ruston, seluruh pleno PCM Palang, LPCR PDM Tuban /PCM Palang serta warga Desa Pucanganom dan sekitarnya.

Ketua PDM Tuban: Jadikan PRM Pucanganom Contoh Pengembangan Organisasi

Dalam tausiyahnya, Ketua PDM Tuban, Masrukin, menyoroti urgensi penataan struktur organisasi yang adaptif. Secara khusus, ia mengapresiasi pemekaran Ranting PRM Pucanganom—sebelumnya tergabung dalam PRM Pucangan—sebagai model bagi ranting dengan wilayah kerja luas, seperti Ranting Cendoro dan Lerankulon.

“Pengembangan ranting harus disesuaikan agar lebih dekat melayani masyarakat,” pesannya

Masrukin juga menekankan prinsip ketauhidan sebagai fondasi utama pimpinan Muhammadiyah. Mengutip kisah Ashabul Kahfi dalam Al-Qur’an, ia mengajak jajaran pengurus meneladani keteguhan iman para pemuda yang rela meninggalkan kemewahan dunia.

“Hanya tauhid yang mutlak. Segala bentuk kesyirikan harus dijauhi,” imbuhnya.

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya sikap kritis dalam menyikapi penyimpangan di masyarakat, merujuk perjuangan Nabi Ibrahim melawan kemusyrikan dan Nabi Musa membela kaum tertindas. Kisah keteguhan Nabi Yusuf menghadapi godaan duniawi juga diangkat sebagai teladan integritas.

“Generasi muda Muhammadiyah harus mewarisi semangat ulil albab (orang berakal) seperti para nabi. Pendekatan agama melalui ilmu harus diperkuat agar pemuda tidak tercerabut dari akidah,” pesan Masrukin.

Dengan pengukuhan ini, PRM Pucanganom diharapkan menjadi garda terdepan dalam memperkuat dakwah dan pengabdian masyarakat, sekaligus meneladani nilai-nilai perjuangan para nabi dalam konteks kekinian.

Penulis: Samson Thohari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *