Marhaban Ya Ramadan: Sambut Ramadan dengan Totalitas

Media Share

Oleh: Fatkhur Rozaq, S.Ag., M.Ag (Binroh RS Muhammadiyah Tuban)

Prolog

Puji syukur ke hadirat Allah Swt, kita telah berada di penghujung bulan Sya’ban dan segera menantikan datangnya bulan Ramadan.

Sudah sepantasnya kita menumbuhkan rasa gembira, antusias, dan termotivasi menyambut bulan penuh berkah dan kemuliaan ini.

Nabi saw selalu menyampaikan kabar gembira kepada para sahabatnya setiap tibanya Ramadan.

عنْ أبي هُريرةَ قالَ قالَ رَسولُ اللهُ صلى الله عليه وَسلمَ: يُبَشرُ أصْحابَهُ قَدْ جَاءَكُمْ شَهْرُ رَمضانَ شهرٌ مُباركٌ اِفْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صيامُه.


“Telah datang kepadamu bulan yang diberkahi (syahru mubarak). Diwajibkan atasmu berpuasa padanya. Pada bulan itu, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, setan-setan dibelenggu. Di dalamnya juga terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang kebaikan pada malam itu, maka ia telah terhalang dari kebaikan tersebut.” (HR. Ahmad, An-Nasa’i, dan Al-Baihaqi)

Para sahabat bangga karena amal mereka dilihat dan diperlihatkan Allah Ta’ala kepada makhluk lain, termasuk para malaikat.

عن عبادة بن الصامت، أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال يوما وحضر رمضان: «أتاكم رمضان شهر بركة، فيه خير يغشيكم الله [ فيه ] ، فتنزل الرحمة ، وتحط الخطايا، ويستجاب فيه الدعاء، فَيَنظُرُ اللهُ إلى تَنافُسِكم ويُباهِي بِكُم مَلائكتَهُ فَأَرَوْا اللهَ مِن أنفُسِكم خَيْرًا فَإنَّ الشَّقِيَّ مَن حُرِّمَ فيه رَحمَةُ اللهِ عزَّ وجلَّ». مسند الشاميين للطبراني – (ج 6 / ص 42)

Telah datang kepada kalian bulan Ramadan, bulan penuh berkah. Pada bulan itu, Allah mencukupimu, … Allah melihat persaingan di antara kalian dan membanggakan kalian di hadapan para malaikat-Nya. Maka, perlihatkanlah kepada Allah kebaikan diri kalian. Sesungguhnya, orang yang celaka adalah orang yang terhalang rahmat Allah Azza wa Jalla di bulan Ramadan. (HR. Thabrani).

Para sahabat Nabi SAW menyambut Ramadan dengan penuh suka cita, seolah-olah tahun itu adalah Ramadan terakhir mereka, sehingga mereka harus mempersembahkan amal ibadah terbaik.

Sungguh disayangkan jika bulan Ramadan yang penuh berkah ini berlalu begitu saja tanpa dimanfaatkan sebaik-baiknya. Sementara, tak seorang pun tahu apakah tahun berikutnya masih dapat menjumpainya kembali.

Mewujudkan Sambutan Ibadah Mulia

Setidaknya, ada tiga hal yang perlu kita tampakkan agar kita dapat meraih kemuliaan yang kita inginkan selama Ramadan:

Memperkuat Tekad dalam Memulai Ibadah

Setiap muslim memiliki karakter berbeda dalam menyambut perintah Tuhannya, sebagaimana digambarkan dalam ayat berikut:

Allah SWT berfirman:
ثُمَّ أَوْرَثْنَا الْكِتَابَ الَّذِينَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالْخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللَّهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكَبِيرُ.

Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (QS. Al-Fathir: 32)

Bagi muslim yang ingin memperoleh karunia dan rahmat Allah SWT melalui ibadah puasa, ia akan selalu berusaha menjadikan puasanya sebagai ibadah terbaik, karena itu adalah kesempatan yang belum tentu didapatkannya di waktu lain, terutama setelah berlalunya Ramadan.

Beragama dengan motivasi tinggi, yaitu upaya memadukan iman dan ihtisabnya, antara fardu dan sunah-sunahnya, antara hakikat dan fadhilah-fadhilahnya, sehingga ia merasa intim dan bahagia dalam aktivitas yang dijalaninya.

Dalam hadis disebutkan,


عَنْ أَبِى سَعِيدٍ الْخُدْرِىِّ  رضى الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم «مَا مِنْ عَبْدٍ يَصُومُ يَوْمًا فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ بَاعَدَ اللَّهُ بِذَلِكَ الْيَوْمِ وَجْهَهُ عَنِ النَّارِ سَبْعِينَ خَرِيفًا»

… pasti Allah jauhkan dia (karena puasanya) dari api neraka sejauh tujuh puluh musim (tahun).” (HR. Muslim)

Mereka itulah yang berusaha membangun tekad dan memperkokoh iman sebagai landasan dalam beribadah kepada Allah SWT. Iman yang kokoh akan melahirkan mahabbahullah (mencintai Allah), ar-raja’ wal khouf (berharap dan takut) kepada Allah.

Di antara ajaran Nabi SAW saat memasuki Ramadan adalah mengajarkan doa kepada Allah Swt, yaitu:

Hadis,
عَنْ عُبَادَةَ بْنِ الصَّامِتِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يُعَلِّمُنَا هَؤُلاءِ الْكَلِمَاتِ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ: }اَللَّهُمَّ سَلِّمْنـِي لرمضانَ وَسَلِّمْ رَمَضَانَ لِي وَتَسَلَّمْهُ مِنِّي مُتَقَبَّلا{ (الطبرانى فى الدعاء، والديلمى وسنده حسن)

Ya Allah, serahkanlah aku kepada Ramadan dan serahkan Ramadan kepadaku dan Engkau menerimanya dariku dengan keridaan.”

Atau doa saat melihat hilal, sebagaimana doa berikut:

Hadis,
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم إِذَا رَأَى الْهِلاَلَ قَالَ: ]أَللهُ أَكْبَرُ, اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا  بِالأَمْنِ وَالْإِيمَانِ وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ وَالتَّوْفِيْقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ[
Allah Maha Besar! Ya Allah! Tampakkanlah bulan sabit ini kepada kami dengan membawa keamanan dan keimanan, keselamatan dan Islam, serta mendapatkan taufik untuk menjalankan syariat yang Engkau sukai dan ridhai. Rabb kami dan Rabb-mu (bulan sabit) adalah Allah. (HR. At-Tirmidzi)

Hikmah mengawali ibadah dengan doa akan memberikan pengaruh luar biasa, sebab:

a)  Menghadirkan karunia, taufik, dan pertolongan-Nya.

b)  Menanamkan rasa malu di hadapan Allah SWT jika doa terkabul, sementara kita sering mengingkari nikmat dan pemberian-Nya.

Firman Allah Swt:
فَإِذَا مَسَّ الإنْسَانَ ضُرٌّ دَعَانَا ثُمَّ إِذَا خَوَّلْنَاهُ نِعْمَةً مِنَّا قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ بَلْ هِيَ فِتْنَةٌ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لا يَعْلَمُونَ

Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat dari Kami ia berkata: “Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku”. Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui. (QS. Al-Anbiya’: 15)

c)  Memperkuat tekad atau niat yang melahirkan optimisme dan usaha untuk bekerja secara maksimal, meskipun belum beramal.

Hadis,
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن الله يكتب أجره وثوابه من قبل أن يدخل ويكتب وزره وشقاءه من قبل أن يدخل,)قال الشيخ الألباني:  ( ضعيف ) )انظر حديث رقم : 921 في ضعيف الجامع((

Hadis yang senada dari Ibnu Abbas ra:
وعن بنِ عباسِ رضِيَ اللهُ عنهما، عن رَسُول الله  صلى الله عليه وسلم ، فيما يروي عن ربهِ، تباركَ وتعالى، قَالَ :(إنَّ اللهَ كَتَبَ الحَسَنَاتِ والسَّيِّئَاتِ ثُمَّ بَيَّنَ ذلِكَ، فَمَنْ هَمَّ بحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَها اللهُ تَبَارَكَ وتَعَالى عِنْدَهُ حَسَنَةً كامِلَةً،وَإنْ هَمَّ بهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ عَشْرَ حَسَناتٍ إِلى سَبْعمئةِ ضِعْفٍ إِلى أَضعَافٍ كَثيرةٍ، وإنْ هَمَّ بِسَيِّئَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللهُ تَعَالَى عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً، وَإنْ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللهُ سَيِّئَةً وَاحِدَةً) مُتَّفَقٌ عليهِ

Memperbaiki Sikap dan Perilaku Selama Ramadan

Amalan Ramadan yang utama jangan sampai dinodai dengan perbuatan yang diharamkan.

Hadis,
عن أم هانئ بنت أبي طالب قالت : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: إِنَّ أُمَّتِي لَنْ يُخْزَوْا أَبَدًا مَا أَقَامُوا شَهْرَ رَمَضَانَ فَقَالَ: مَا خِزْيُهُمْ؟ فَقَالَ: مِنْ إِضَاعَتِهِمْ شَهْرِ رَمَضَانَ: انْتِهَاكُ الْمَحَارِمِ فيه . من زنا فيه أو شرب فيه خمرا لعنه الله ومن في السماوات إلى مثله من الحول فإن مات قبل أن يدركه رمضان فليست له عند الله حسنة يتقي بها النار . فاتقوا شهر رمضان فإن الحسنات تضاعف فيه ما لا تضاعف فيما سواه وكذلك السيئات “رواه الطبراني

esungguhnya umatku tidak akan dihinakan selama mereka menjalankan puasa Ramadan. Ada yang bertanya: Bagaimana cara menghinakan bulan Ramadan itu? Jawabnya: Karena mereka menyia-nyiakan bulan Ramadan: Melanggar hal-hal yang diharamkan di dalamnya. Barangsiapa berzina atau minum khamr di dalamnya, maka Allah dan semua penghuni langit akan melaknatnya sampai tahun berikutnya. Jika ia meninggal sebelum Ramadan berikutnya tiba, maka ia tidak akan mendapatkan kebaikan di sisi Allah yang dapat melindunginya dari api neraka. Waspadalah terhadap bulan Ramadan, karena kebaikan dilipatgandakan di dalamnya melebihi bulan-bulan lainnya, begitu pula dosa-dosa. (HR. Thabrani).

Membekali Diri dengan Ilmu Sebelum Beramal

Seseorang akan berhasil menjaga amalnya jika ibadah yang dilakukan berdasarkan ilmu yang diketahuinya, sehingga jalannya menjadi benar karena ada petunjuk dalam beribadah.

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata,


العَامِلُ بِلاَ عِلْمٍ كَالسَّائِرِ بِلاَ دَلِيْلٍ وَمَعْلُوْمٌ أنَّ عَطَبَ مِثْلِ هَذَا أَقْرَبُ مِنْ سَلاَمَتِهِ وَإِنْ قُدِّرَ سَلاَمَتُهُ
Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa petunjuk. Sudah maklum bahwa orang yang berjalan tanpa petunjuk akan mengalami kesulitan dan sulit untuk selamat.”

Ilmu yang benar akan selalu menuntunnya untuk menyesuaikan dengan apa yang diajarkan Rasulullah SAW, sehingga terhindar dari kerusakan dalam beribadah.

Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata,
العَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ كَالسَّالِكِ عَلَى غَيْرِ طَرِيْقٍ وَالعَامِلُ عَلَى غَيْرِ عِلْمٍ مَا يُفْسِدُ اَكْثَرُ مِمَّا يُصْلِحُ

“Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan di jalan yang sebenarnya. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.” (Miftah Daris Sa’adah karya Ibnu Qayyim, 1: 299-300).

Allah melarang seseorang melakukan sesuatu tanpa didasari ilmu, Dia berfirman:
وَلا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra’: 36)

Penutup

Semoga ibadah puasa tahun ini kita selalu berada dalam tekad yang kuat untuk mewujudkan amalan utama.

Semoga amalan Ramadan yang kita lakukan mendatangkan manfaat dan keberkahan.

Wallahu waliyyul hidayah wa taufiq.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *