Kitabisa dan PRM Cendoro Gelar Tabligh Akbar “Wasathiyah dalam Keseimbangan Manusia dan Alam”, Serahkan Bantuan Lingkungan dan Pertanian

Media Share

PDMTUBAN.COM-Setelah sukses menggelar penanaman pohon Siwalan, Kitabisa bersama Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Cendoro mengadakan Tabligh Akbar bertema “Wasathiyah dalam Bingkai Keseimbangan Manusia dan Alam” di Masjid Nurah binti Saad, Jumat (21/3). Acara ini juga menjadi momentum penyerahan bantuan bertajuk “Serah Terima Bantuan Masjid dan Pertanian: Dedikasi untuk Negeri” dari Kitabisa.org. Hadir sebagai narasumber utama Dr. Syakir Jamaluddin, M.A., Dekan Fakultas Agama Islam (FAI) UMY dan anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah. Kegiatan dihadiri sekitar 1.000 jamaah, termasuk warga Muhammadiyah Cendoro, hadir pula Pleno Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Palang, Pemerintah Desa Cendoro, Pengurus Ranting NU Cendoro, dan Ketua Majelis Lingkungan Hidup (MLH) PDM Tuban.

Acara dimeriahkan dengan penyerahan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk dua masjid: Masjid Jami Al-Azmi dan Masjid Nurah binti Saad, serta bantuan alat pertanian kepada Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Cendoro. Seluruh program ini akan dijalankan di bawah naungan PRM Cendoro sebagai upaya mewujudkan kemandirian energi dan ketahanan pangan berbasis komunitas.

Kepala Desa Cendoro, Yuli Cahyo Utomo, mewakili pemerintah desa menyampaikan apresiasi kepada Kitabisa. “Kami bersyukur desa ini terpilih sebagai penerima manfaat. Padahal, Kitabisa adalah yayasan nasional, namun tetap memprioritaskan Cendoro. Ini bukti komitmen mereka untuk membangun dari akar rumput,” ujarnya.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tuban, Drs. Masrukin, mengungkapkan bahwa Kecamatan Palang adalah barometer gerakan Muhammadiyah di Tuban.

“Bahkan, beberapa ranting Muhammadiyah di sini sempat dipecah karena jumlah jamaahnya terlalu besar. Ini menunjukkan semangat warga yang tinggi,” jelasnya. Ia juga mengapresiasi sinergi semua pihak, terutama Kitabisa, yang mendukung program pemberdayaan di Cendoro.

Dalam tausiyahnya, Dr. Syakir Jamaluddin menekankan prinsip wasathiyah (moderasi) dalam relasi manusia dan alam.

“Alam diciptakan dengan sistem regenerasi selama manusia tidak serakah. Muhammadiyah konsisten bersuara kritis terhadap kerusakan lingkungan, seperti kasus Pagar Laut dan lainnya”. tegasnya

Dr. Syakir juga menjelaskan bahwa melihara dan melestarikan alam bukan hanya sekadar tanggung jawab sosial atau sekadar upaya untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, tetapi juga merupakan bentuk penghambaan dan pengabdian kepada Allah Swt.

“Menjaga alam adalah bagian dari ibadah melalui ‘ayat kauniyah’ (tanda kebesaran Allah di semesta), bukan sekadar isu sosial,” imbuhnya

Tabligh Akbar ini tidak hanya menjadi sarana dakwah, tetapi juga refleksi komitmen Muhammadiyah dan Kitabisa dalam merawat keseimbangan ekosistem melalui aksi nyata. Program ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya poin ke-7 (energi bersih), ke-11 (kota berkelanjutan), dan ke-15 (ekosistem darat).

Bantuan PLTS diharapkan mengurangi ketergantungan energi fosil di dua masjid, sementara alat pertanian untuk JATAM Cendoro diorientasikan meningkatkan produktivitas lahan. Kegiatan ini menjadi bukti nyata integrasi nilai keagamaan, lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat, sesuai semangat wasathiyah yang diusung.

Penulis: Samson Thohari

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *