Inovatif dan Dapat Dipercaya, Dua Kunci Pesatnya Perkembangan Lazismu

MUHAMMADIYAH.OR.ID, PONTIANAK – Kunci dari perkembangan penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (ZIS), menurut Bendahara Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Hilman Latief adalah inovatif dan dapat dipercaya.

Muslim dalam ekspresi keberagamaannya dapat melalui berbagai cara, salah satunya dengan menunaikan ZIS. Selain sebagai bentuk dari pengamalan perintah, ZIS ditunaikan juga untuk merespon situasi sosial masyarakat.

Oleh karena itu, menurut Hilman, dalam transaksi penunaian ZIS ini perlu adanya inovasi – tajdid atau pembaharuan. Dia mencontohkan dengan pelembagaan amil seperti yang dilakukan Muhammadiyah melalui Lazismu.

Melalui pelembagaan, amil dituntut untuk memiliki kompetensi seperti bertanggung jawab, dapat dipercaya, memiliki manajemen pengelolaan ZIS yang baik, akuntabel dengan pelaporan yang dapat diaudit, serta mampu membuat program yang berdampak.

“Untuk zakat saja kita sudah harus banyak melakukan inovasi – tajdid,” kata Hilman pada Jumat (29/3) dalam acara Buka Bersama Keluarga Besar Muhammadiyah Kalimantan Barat (Kalbar) di Pontianak.

Selain inovasi, kata kunci yang harus dimiliki oleh amil zakat atau Lazismu supaya terus berkembang adalah kepercayaan. Umat, lebih-lebih warga Muhammadiyah harus percaya kepada Lazismu untuk mengelola ZIS yang mereka tunaikan.

Cara yang bisa ditempuh oleh Lazismu untuk mengikat kepercayaan publik salah satunya dengan melakukan audit, baik oleh internal maupun eksternal. Sebab di masa sekarang keterbukaan dan akuntabilitas lembaga amil mutlak diperlukan.

Terkait dengan audit, Hilman yang pernah menjabat sebagai Ketua Lazismu Pusat menyampaikan, Kantor Layanan (KL) Lazismu sudah melakukan audit dengan hasil yang memuaskan. Hal itu menunjukkan Lazismu dapat dipercaya.

“Maka jangan sungkan, jangan ragu zakatnya disalurkan di Bulan Ramadan ini kepada Lazis Muhammadiyah,” katanya.

Inovasi dan kepercayaan publik yang mampu dijaga oleh Lazismu menjadikannya sebagai amil dengan pertumbuhan yang pesat. Dalam kalkulasi yang dipaparkan Hilman, saat ini Lazismu berhasil menghimpun lebih dari Rp. 600 miliar dari yang awalnya Rp. 30 miliar.

Capaian tersebut tidak boleh menjadikan Lazismu puas diri, sebab jumlah tersebut masih belum ideal jika dibandingkan dengan jumlah muslim di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *